Makalah Tentang Anjungan Jawa Barat -->

Advertisement

Makalah Tentang Anjungan Jawa Barat

Sunday, November 22, 2015



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah negeri yang besar terdiri dari ribuan pulau. Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan suku bangsa yang berbeda-beda. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah sebuah tempat dimana Indonesia yang begitu besar, dapat dilihat dalam satu tempat, yakni di TMII. Di tempat ini pengunjung dapat melihat berbagai budaya yang ada di seluruh propinsi yang Indonesia, salah satunya adalah propinsi Jawa Barat.
Anjungan Jawa Barat adalah sebuah tempat di TMII yang merupakan representasi budaya-budaya Jawa Barat, terutama dalam masalah seni budaya bangunan.

1.2  Tujuan Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah tentang Anjungan Jawa Barat di Taman Mini Indonesia Indah adalah untuk memberikan gambara umum tentang anjungan Jawa Barat, terutama bangunan dan kebudayaannya.
1.3  Rumusan Masalah
a.      Apa pengertian Taman Mini Indonesia Indah?
b.      Apa yang dimaksud Anjungan Jawa Barat?
c.       Bagaimana Penjelasan Keraton Kasepuhan Cirebon?
d.      Bagaimana Pembagian Ruangan di Keraton Kasepuahan Cirebon?









BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.






                    Gambar 1 : TMII
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia.[2] Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.

2.2. Pengertian Anjungan Jawa Barat
Anjungan Jawa Barat adalah daerah yang menampilkan bangunan utama berupa tiruan Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon yang sekaligus menjadi pusat di Anjungan Jawa Barat. Aslinya, Keraton Kasepuhan didirikan pada 1529 oleh Raden Sepet dari Majapahit. Di samping itu, Anjungan Jawa Barat menampilkan bangunan pelengkap keraton berupa bangunan untuk penyajian musik selamat datang (ajeng); pos penjagaan (lunjuk) yang difungsikan sebagai kantor, ruang tunggu, tempat shalat, ruang pertemuan yang difungsikan sebagai kantin anjungan yang menjual makanan-makanan khas Jawa Barat.



 




Gambar 1: Anjungan Jawa Barat

Sebelum anda melangkah memasuki kompleks Anjungan Jawa Barat, anda akan melihat lambang Propinsi Jawa Barat dan dan dua buah kujang sebagai senjata tradisional khas Jawa Barat. Setelah melewati pintu gerbang candi belah pengunjung akan menemui suasana khas pasundan.

2.3 Keraton Kasepuhan Cirebon dan Pembagiannya


 






Gambar 2 : Keraton Kasepuhan Cirebon

Bangunan induk Keraton Kasepuhan di Anjungan Jawa Barat terdiri atas empat ruangan dengan memiliki fungsinya masing-masing. Ruangan-ruangan tersebut adalah:
1.      Jinem Pangrawit, aslinya merupakan pos tempat para pengawal berkumpul. Kini dibangun sebagai arena olah seni, pameran, disamping untuk arena pertunjukan Degung dan Kecapi Suling serta latihan/kursus tari yang merupakan kegiatan rutin anjungan.
2.      Bangsal Pringgondani. Aslinya merupakan ruangan tempat bertemu sultan dan para bawahannya. Namun di tempat tersebut, kini dipamerkan beberapa hasil kerajinan, foto-foto upacara adat dan objek wisata Jawa Barat.
3.      Bangsal Prabayaksa. Aslinya ruang pertemuan Sultan dengan tamu khusus. Karena itu, ruangan ini aslinya berhiaskan porselin dari berbagai Negara, yaiotu Cina, Portugal dan India. Di anjungan Jawa Barat, ruangan ini difungsikan untuk peragaan wayang Golek lengkap dengan pakain tradisional adat Sunda. Dipergunakan pula model berbagai jenis pakaian tradisional Sunda, jenis pakaian sehari-hari maupun pakaian pengantin. Selain itu, dapat juga disaksikan beberapa tari daerah, antara lain tari Merak, Topeng dan Kupu-kupu. Berbagai bentuk ukiran yang ada di batas ruangan ini memiliki nama-nama khusus seperti Dandang Wulung, Manuk Keduwong, dan Kembang Kanigaran.
4.      Bangsal Dalem (bangsal panembahan). Di tempat aslinya, ruangan Bangsal Dalem merupakan ruanng kerja dan ruang ruang istirahat siang bagi Sultan. Di anjungan ini, sengaja diupayakan dapat tampil sebagaimana aslinya. Karena itu, di Bangsal Dalem dapat kita saksikan antara lain: eka sula, trisula dan cakra sula, yang terletak di dekat juraian selendang berwarna Sembilan. Sejarah mencatat bahwa Sunan Gunung Jati adalah salah satu diantara wali, tokoh penyebar agama Islam di Jawa yang berjumlah Sembilan.
Di seputar bangunan induk masih ada 4 bangunan lagi, yaitu langgar alit, sri menganti, lunjuk dan Jinem arum. Aslinya masing-masing berfungsi sebagai musholla, tempat tunggu bagi para tamu, tempat mendaftarkan diri sebelum menghadap Sultan dan yang terakhir adalah ruang keluarga Sultan. Sudah barang tentu anjungan Jawa Barat di TMII memiliki fungsi lain seperti sebagai tempat informasi tentang budaya dan kepariwisataan Jawa Barat, ruang kantor, dan kafetaria. Selain tiruan kompleks kraton kasepuhan Cirebon tersebut, di anjungan Jawa Barat masih ada beberapa bangunan tambahan lainnya yang berbentuk rumah tradisional, berupa rumah panggung berdinding bamboo (gedek), yang dilengkapi dengan perabot rumah tangga tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu. Di bagian belakang, dibangun pula sebuah panggung terbuka dengan atap berbentuk paying-payung besar dan mempunyai tempat duduk permanen berbentuk tapal kuda. Di panggung inilah pada hari Minggu dan hari libur dipentaskan berbagai kesenian dari wilayah Jawa Barat, selain itu juga sering diadakan bazzar, pameran dan demonstrasi benda hasil kerajinan yang berpuncak pada Pameran Wajah Jawa Barat.
Propinsi ini memiliki beberapa tempat wisata, diantaranya adalh Kebun Raya Bogor, Puncak, tangkuban Perahu, Pangandaran, Taman Marga Satwa Ujung Kulon.




BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Anjungan Jawa Barat adalah daerah yang menampilkan bangunan utama berupa tiruan Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon yang sekaligus menjadi pusat di Anjungan Jawa Barat. Aslinya, Keraton Kasepuhan didirikan pada 1529 oleh Raden Sepet dari Majapahit. Di samping itu, Anjungan Jawa Barat menampilkan bangunan pelengkap keraton berupa bangunan untuk penyajian musik selamat datang (ajeng); pos penjagaan (lunjuk) yang difungsikan sebagai kantor, ruang tunggu, tempat shalat, ruang pertemuan yang difungsikan sebagai kantin anjungan yang menjual makanan-makanan khas Jawa Barat.

3.2. Saran
Untuk para pembaca yang ingin membaca lebih jauh tentang anjungan Jawa Barat, silahkan merujuk pada literatur atau buku yang lebih khusus menjelaskan tentang tempat tersebut.




DAFTAR PUSTAKA
http://anjungantmii.com/jawabarat/index.php?option=com_content&view=article&id=7&Itemid=21