BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negeri yang besar terdiri dari ribuan
pulau. Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan suku bangsa yang
berbeda-beda. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah sebuah tempat dimana
Indonesia yang begitu besar, dapat dilihat dalam satu tempat, yakni di TMII. Di
tempat ini pengunjung dapat melihat berbagai budaya yang ada di seluruh
propinsi yang Indonesia, salah satunya adalah propinsi Jawa Barat.
Anjungan Jawa Barat adalah sebuah tempat di TMII yang
merupakan representasi budaya-budaya Jawa Barat, terutama dalam masalah seni
budaya bangunan.
1.2 Tujuan Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah tentang Anjungan Jawa Barat
di Taman Mini Indonesia Indah adalah untuk memberikan gambara umum tentang
anjungan Jawa Barat, terutama bangunan dan kebudayaannya.
1.3 Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian Taman Mini Indonesia Indah?
b.
Apa yang dimaksud Anjungan Jawa Barat?
c.
Bagaimana Penjelasan Keraton Kasepuhan Cirebon?
d.
Bagaimana Pembagian Ruangan di Keraton Kasepuahan Cirebon?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur.
Area seluas kurang lebih 150 hektare atau 1,5 kilometer persegi ini terletak
pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang
mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan
dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka
busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII
terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di
tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan
Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai
salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.
Gambar 1 : TMII
Gagasan pembangunan suatu miniatur
yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu
Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto.
Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada
tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan
dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa
Indonesia.[2] Maka
dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia
Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan
Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan
budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal
seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai
dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang
tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya,
menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.
2.2. Pengertian
Anjungan Jawa Barat
Anjungan
Jawa Barat adalah daerah yang menampilkan bangunan utama berupa tiruan Kompleks
Keraton Kasepuhan Cirebon yang sekaligus menjadi pusat di Anjungan Jawa Barat.
Aslinya, Keraton Kasepuhan didirikan pada 1529 oleh Raden Sepet dari Majapahit.
Di samping itu, Anjungan Jawa Barat menampilkan bangunan pelengkap keraton
berupa bangunan untuk penyajian musik selamat datang (ajeng); pos penjagaan (lunjuk)
yang difungsikan sebagai kantor, ruang tunggu, tempat shalat, ruang pertemuan
yang difungsikan sebagai kantin anjungan yang menjual makanan-makanan khas Jawa
Barat.
Gambar
1: Anjungan Jawa Barat
Sebelum
anda melangkah memasuki kompleks Anjungan Jawa Barat, anda akan melihat lambang
Propinsi Jawa Barat dan dan dua buah kujang sebagai senjata tradisional khas
Jawa Barat. Setelah melewati pintu gerbang candi belah pengunjung akan menemui
suasana khas pasundan.
2.3
Keraton Kasepuhan Cirebon dan Pembagiannya
Gambar 2 :
Keraton Kasepuhan Cirebon
Bangunan induk Keraton Kasepuhan di Anjungan Jawa Barat terdiri
atas empat ruangan dengan memiliki fungsinya masing-masing. Ruangan-ruangan
tersebut adalah:
1.
Jinem
Pangrawit, aslinya merupakan pos tempat para pengawal
berkumpul. Kini dibangun sebagai arena olah seni, pameran, disamping untuk
arena pertunjukan Degung dan Kecapi Suling serta latihan/kursus tari yang
merupakan kegiatan rutin anjungan.
2.
Bangsal
Pringgondani. Aslinya merupakan ruangan tempat bertemu sultan dan
para bawahannya. Namun di tempat tersebut, kini dipamerkan beberapa hasil
kerajinan, foto-foto upacara adat dan objek wisata Jawa Barat.
3.
Bangsal
Prabayaksa. Aslinya ruang pertemuan Sultan dengan tamu khusus.
Karena itu, ruangan ini aslinya berhiaskan porselin dari berbagai Negara,
yaiotu Cina, Portugal dan India. Di anjungan Jawa Barat, ruangan ini
difungsikan untuk peragaan wayang Golek lengkap dengan pakain tradisional adat
Sunda. Dipergunakan pula model berbagai jenis pakaian tradisional Sunda, jenis
pakaian sehari-hari maupun pakaian pengantin. Selain itu, dapat juga disaksikan
beberapa tari daerah, antara lain tari Merak, Topeng dan Kupu-kupu. Berbagai
bentuk ukiran yang ada di batas ruangan ini memiliki nama-nama khusus seperti
Dandang Wulung, Manuk Keduwong, dan Kembang Kanigaran.
4.
Bangsal
Dalem (bangsal panembahan). Di tempat aslinya, ruangan
Bangsal Dalem merupakan ruanng kerja dan ruang ruang istirahat siang bagi
Sultan. Di anjungan ini, sengaja diupayakan dapat tampil sebagaimana aslinya.
Karena itu, di Bangsal Dalem dapat kita saksikan antara lain: eka sula, trisula
dan cakra sula, yang terletak di dekat juraian selendang berwarna Sembilan.
Sejarah mencatat bahwa Sunan Gunung Jati adalah salah satu diantara wali, tokoh
penyebar agama Islam di Jawa yang berjumlah Sembilan.
Di seputar bangunan induk masih ada
4 bangunan lagi, yaitu langgar alit, sri menganti, lunjuk dan Jinem arum.
Aslinya masing-masing berfungsi sebagai musholla, tempat tunggu bagi para tamu,
tempat mendaftarkan diri sebelum menghadap Sultan dan yang terakhir adalah ruang
keluarga Sultan. Sudah barang tentu anjungan Jawa Barat di TMII memiliki fungsi
lain seperti sebagai tempat informasi tentang budaya dan kepariwisataan Jawa
Barat, ruang kantor, dan kafetaria. Selain tiruan kompleks kraton kasepuhan
Cirebon tersebut, di anjungan Jawa Barat masih ada beberapa bangunan tambahan
lainnya yang berbentuk rumah tradisional, berupa rumah panggung berdinding
bamboo (gedek), yang dilengkapi dengan perabot rumah tangga tradisional yang
terbuat dari kayu dan bambu. Di bagian belakang, dibangun pula sebuah panggung
terbuka dengan atap berbentuk paying-payung besar dan mempunyai tempat duduk
permanen berbentuk tapal kuda. Di panggung inilah pada hari Minggu dan hari
libur dipentaskan berbagai kesenian dari wilayah Jawa Barat, selain itu juga
sering diadakan bazzar, pameran dan demonstrasi benda hasil kerajinan yang
berpuncak pada Pameran Wajah Jawa Barat.
Propinsi ini memiliki beberapa
tempat wisata, diantaranya adalh Kebun Raya Bogor, Puncak, tangkuban Perahu,
Pangandaran, Taman Marga Satwa Ujung Kulon.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Anjungan
Jawa Barat adalah daerah yang menampilkan bangunan utama berupa tiruan Kompleks
Keraton Kasepuhan Cirebon yang sekaligus menjadi pusat di Anjungan Jawa Barat.
Aslinya, Keraton Kasepuhan didirikan pada 1529 oleh Raden Sepet dari Majapahit.
Di samping itu, Anjungan Jawa Barat menampilkan bangunan pelengkap keraton
berupa bangunan untuk penyajian musik selamat datang (ajeng); pos penjagaan (lunjuk)
yang difungsikan sebagai kantor, ruang tunggu, tempat shalat, ruang pertemuan
yang difungsikan sebagai kantin anjungan yang menjual makanan-makanan khas Jawa
Barat.
3.2. Saran
Untuk para pembaca yang ingin
membaca lebih jauh tentang anjungan Jawa Barat, silahkan merujuk pada literatur
atau buku yang lebih khusus menjelaskan tentang tempat tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://anjungantmii.com/jawabarat/index.php?option=com_content&view=article&id=7&Itemid=21