Disusun Oleh:
ENDANG S.
LINDA M.
FILLAH
SAEFUL
KELAS VIII D
PEMERINTAH KABUPATEN
PANGANDARAN
DISDIKBUDPORA
SMP NEGERI 2
PANGANDARAN
Jalan Sukahurip Nomor
35 Sukahurip, Pangandaran 46396
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan inayahnya
kepada penulis sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MORFOLOGI TUMBUHAN BUNGA SEPATU SEPATU” dalam keadaan baik dan lancar.
Kami mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Kami merasa bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah ini, sangat kami nanti untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Pangandaran, November 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................... i
DAFTAR ISI
.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Masalah
............................................................................. 1
C. Rumusan Masalah
.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bunga dan Bunga Sepatu
.......................................... 2
B. Asal-usul Penamaan Bunga Sepatu
............................................. 2
C. Klasifikasi Bunga Sepatu dan Nama Ilmiah ................................ 3
D. Ciri-ciri dan Morfologi Bunga Sepatu
......................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
..................................................................................... 6
B. Saran ...............................................................................................
6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu tumbuhan pada
waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga
bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu.
Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri.
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah
Morfologi Tumbuhan. Morfologi Tumbuhan
yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhanpun sudah demikian besar
perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar dan morfologi saja
(morphology in sensu stricto = dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau
anatomi tumbuhan.
B. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian Bunga Sepatu Sepatu ?
b. Untuk mengetahui bagian penting pada Bunga Sepatu Sepatu?
c. Untuk mengetahui kelamin pada Bunga Sepatu Sepatu?
d. Untuk mengetahui diagram Bunga Sepatu Sepatu ?
e. Untuk Mengetahui Rumus Bunga Sepatu ?
C. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Bunga Sepatu ?
b. Ada berapa macam Bunga Sepatu ?
c. Ada berapa bagian penting pada Bunga Sepatu ?
d. Sebutkan ada berapa kelamin pada Bunga Sepatu ?
e. Apa yang di maksud diagram Bunga Sepatu ?
f. Apa yang itu rumus Bunga Sepatu ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bunga dan Bunga Sepatu
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi.
Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang
dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan Bunga dengan
ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi
oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama
pencahayaan, dan ketersediaan air.
Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering
dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk Bunga Sepatu
berdasar simetribentuknya: aktinomorf ("berbentuk
bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk
aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga / Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari
Asia Timur dan banyak
ditanam sebagai tanaman
hias di daerah tropis
dan subtropis. Bunga besar,
berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga
tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang
berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Di Sumatera
dan Malaysia, kembang sepatu
disebut bunga raya. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960. Orang Jawa menyebutnya kembang
worawari.
B. Asal-usul Penamaan Bunga Sepatu
Bunga sepatu adalah tanaman semak yang berasal dari Asia Timur. Di
daerah tropis dan subtropis, bunga ini banyak ditanam sebagai tanaman hias. Di
berbagai daerah, tanaman yang memiliki nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
L. ini dikenal dengan banyak sebutan. Di Kepulauan Nias, bunga ini dikenal
dengan nama soma-soma, di Aceh dikenal dengan nama bungong raya, orang Malaysia
memanggilnya dengan sebutan bunga raya, di Jepang dikenal dengan nama gushonu
hana, dan di Sumatera Utara dikenal dengan nama bunga-bunga. Orang Sunda
mengenal bunga ini dengan nama kembang wera, sedangkan orang Jawa memanggilnya kembang
wora-wari dan orang Bali mengenalnya dengan nama waribang.
Di daerah tropis seperti di Indonesia, tanaman ini berbunga
sepanjang tahun, sedangkan pada daerah sub-tropis tanaman ini hanya berbunga
dari musim panas (summer) hingga musim gugur. Pada daerah sub-tropis sebetulnya
tanaman ini dapat berbunga sepanjang tahun asalkan ditanam di rumah kaca
(green house).
C. Klasifikasi Bunga Sepatu dan Nama
Ilmiah
Bunga sepatu diklasifikasikan dengan oleh Carolus Linaeus dengan sistem
penamaannya sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis
D. Ciri-ciri dan Morfologi Bunga Sepatu
Tanaman bunga sepatu tergolong ke dalam tanaman perdu atau semak
tahunan yang tumbuh tegak. Tanaman ini dapat mencapai tinggi 3 meter. Jika Anda
sama sekali belum mengenal tanaman ini, silakan lihat tampilan gambar bunga
sepatu dibawah ini!
1.
Bunga
Bunga
sepatu adalah bunga tunggal berbentuk terompet dengan diameter sekitar 6 cm
hingga 20 cm. Setiap bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, yang
masing-masing dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx). Hal ini membuat
kelopak bunga seperti terdiri dari dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga
terdiri dari 5 lembar dengan warna yang tergantung dari jenis kultivarnya.
Bunga sepatu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
steril dan bagian fertil. Bagian steril adalah bagian bunga yang bukan
merupakan organ reproduksi. Bagian steril bunga terdiri dari ibu tangkai bunga
(pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), daun pelindung (brachtea), dasar
bunga (receptacle), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga yang
meliputi kelopak bunga (sepal) dan mahkota bunga (petal). Berbeda dengan bagian
steril, bagian fertil bunga adalah bagian yang merupakan organ reproduksi yang
benang sari dan putik (pistillum). Untuk memudahkan pemahaman Anda, berikut ini
adalah gambar bunga sepatu dan bagian-bagiannya (Ayatul, 2013).
Struktur Bunga Sepatu, secara anatomi, daun kelopak dan daun mahkota bunga sepatu memiliki struktur
sama yakni terdapat banyak sel parenkimatis. Dimana, parenkim ini disebut
mesofil. Parenkim terletak di antara bagian epidermis bawah dan atas. Daun
kelopak biasanya memiliki struktur sederhana. Daun kelopak di bagian luarnya
dilapisi oleh stomata, kutin, dan trikomata. Sel-sel daun kelopak ini juga
mengandung zat hijau daun (klorofil). Sel-selnya daun mahkota bunga sepatu
mempunyai banyak berkas jaringan pengangkut yang ukurannya kecil. Daun ini
memiliki epidermis yang berbentuk khusus berupa tonjolan yang disebut papila.
Papila ini dilapisi kutikula.
Sementara itu, putik dan benang sari memiliki struktur
yang sangat berbeda. Secara umum, benang sari bunga sepatu terdiri atas kepala
sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar berupa banyak
sel parenkimatis yang memiliki vakuola yang tak beruang antar-sel. Pada
epidermis tangkai sari terdapat trikomata, kutikula, dan stomata. Kepala sari
mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis, dan di
bagian paling dalam terdapat ruang sari (lokulus) yang berisi butir-butir
serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan
berbeda.
1.
Buah
dan Biji
Pada umumnya,
tanaman bunga sepatu bersifat steril sehingga tidak menghasilkan buah, namun
pada beberapa kultivar khusus buah tetap dihasilkan. Buah bunga sepatu
berukuran kecil berbentuk bulat lonjong dengan diameter 4 mm. Biji bunga sepatu
berwarna putih ketika masih muda dan berubah menjadi coklat setelah
tua. Biji ini dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan generatif
jika Anda ingin mencoba membudidayakannya.
2.
Batang
Daun dan Akar
Batang tanaman bunga sepatu berbentuk bulat, berkayu, dan keras.
Diameter batang berukuran 9 cm dan ketika masih muda berwarna ungu dan setelah
tua berwarna putih kotor. Daun bunga sepatu adalah daun tunggal. Tepi daun
beringgit dengan ujung runcing dan berpangkal tumpul. Panjang rata-rata daun 10
sampai 16 cm dan lebar 5 sampai 11 cm. Akar bunga sepatu adalah akar tunggal
dengan panjang rata-rata 30 sampai 60 cm berwarna coklat muda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunga sepatu tergolong ke
dalam jenis bunga lengkap karena memiliki bagian-bagian atau struktur penyusun
bunga yang lengkap. Bunga sepatu memiliki mahkota, kelopak, kepala putik,
putik, dan benang sari. Berdasarkan alat kelaminnya, bunga sepatu juga
tergolong ke dalam jenis bunga sempurna karena ia memiliki putik dan benang
sari dalam satu bunga. Karena hal tersebut, bunga sepatu juga dapat disebut
bunga hermafrodit.
B. Saran
Untuk mengetahui informasi yang lebih lengkap tentang bunga sepatu
silahkan merujuk pada buku atau literatur yang secara khusus membahas tentang
bunga sepatu.
DAFTAR PUSTAKA
Ayatul, A. 2013. Fungsi, Bagian dan Struktur Bunga. File: http://ayuayatul.blogspot.com/2013/09/fungsi-bagian-dan-struktur-bunga_28.html. Diakses 22 Mei 2014
Bibit, B. B. 2013. Bagian Dan Gambar Bunga Sepatu. File: http://bijibenih.com/blog/bagian-dan-gambar-bunga-sepatu/. Diakses 22 Mei 2014
Wikipedia. 2013. Bunga Kembang Sepatu. File: en.wikipedia.org/wiki/Hibiscus_rosa-sinensis. Diakses 22 Mei 2014
Tjirosoepomo, Gembong. 2005.
Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Morton, J. 1987. Mango. p.
221–239. In: Fruits of warm climates. Julia F.
Morton, Miami, FL. New York.
Syamsuhidayat, Sugati S., dan
Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia.Edisi
ke-2, Departemen Kesehatan RI Bagian Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Jakarta.
Tjitrosoepomo,G,
1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.